Selasa, 23 Desember 2025

MAKAM SYECH QURO KARAWANG

Catatan: Hendy UP *]

    Suatu petang di bulan Januari 1996, aku berziaroh ke makam Syech Quro. Dua kali, sepekan itu. Tidak sengaja, dan bukan agenda terencana. Lebih pada pemenuhan kuriositas sebagai seorang "peminat sejarah" tentang sebuah situs yang berkaitan dengan jejak awal peradaban Islam di Nusantara. 
    Kala itu, bersama seorang teman, aku mukim di Karawang selama 6 bulan. Tepatnya di Desa Lemahabang, sekitar 20-an kilometer dari pusat kota ke arah pantai utara. Teman- teman lain, 39 orang, menyebar di berbagai desa, di Kab. Bekasi, Subang dan Indramayu. 
   Dari Oktober 1995 ~ Maret 1996, kami meneliti perilaku "musuh alami" berbagai organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang potensial memusokan padi di Indonesia. Utamanya werengcoklat alias Nilaparvata lugens. Dengan teknologi terapan yang disediakan, hampir saban hari selama 3 bulanan, kami meneliti perilaku aneka pemangsa wereng. Dari jenis laba Lycosa, kepik Microvellia hingga capung Anisoptera. Mendeteksi kemampuannya, dan kapan prime-time memangsa werengnya? Kami dibiayai Asian Development Bank (ADB) melalui kanal perguruan tinggi yang ber-MoU dengan Deptan.
    Aku numpang tinggal di rumah Pak  Carik (Sekdes) Asep, dengan wilayah riset: Desa Lemahabang dan Pulokalapa. Kebetulan, makam Syech Quro berada di Desa Pulokelapa, Dukuh Pulobata, sekitar 6-an km dari kantor Camat Lemahabang, tempat tinggalku. 
    Suatu hari, pada Kamis petang 18 Januari 1996, aku bersilaturahmi kepada seorang tokoh tetuo desa. Namanya Pak Achmad HS. Rumahnya di Gang Krajan III, RT 03 No. 02 Desa Pulokalapa. Pasca bincang-bincang tentang risetku, obrolan melebar kemana-mana. Tentu saja tentang Syech Quro, yang makamnya ada di wilayahnya. 
    Dengan penuh antusias, Pak Achmad bercerita tentang sejarah Syech Quro, dan menghadiahkan catatan ketikan enam lembar. Asli, bukan kopifoto. Di lembar terakhir, ditulis tangan di hadapanku: "Kenang-kenangan dari JRT Achmad HS". 
   Rupanya, arsip berharga itu ditulis dengan mesin ketik Oliveti pada Sabtu, 29 Februari 1992, pada acara haul Syech Quro empat tahun lalu. Isinya sangat informatif bagi peminat sejarah bari. Bagaimana "aneka ritual" yang dibungkus SOP WISATA RELIGI versi Pemda Karawang di makam itu? Ceritanya panjang & kadang ilogik. 
Tunggu sambungannya! 


*] Rewrite: Muarabeliti SUMSEL, 23 Desember 2025

0 komentar:

Posting Komentar