Rabu, 29 Januari 2020

RASIHAN ANWAR & NOVEL BEAU GESTE

ROSIHAN ANWAR: WARTAWAN, STORY-TELLER & NOVEL BEAU GESTE

Oleh: Hendy UP *)

     "Waratawan itu seharusnya juga seorang story-teller, penutur kisah dan penggembira khalayak". Ini petuah Rosihan Anwar (RA) ketika usianya mendekati 70 tahun, dan semacam obsesi beliau akan standar seorang wartawan di era milenial.

      Yaa, di era 1970 hingga 1980-an banyak wartawan sekaliber RA yang tidak hanya piawai memburu berita, mahir menganalisis setumpuk data, trengginas menyintesis ragam fakta dan fasih mengalkulasi kemungkinan rentetan fakta (baru); tetapi juga sangat jeli memilih diksi dalam menyusun narasi pemberitaan.

      Sekadar contoh untuk menyebut beberapa: Adam Malik, Goenawan Mohamad, Harmoko, Taufik Ismail, Karni Ilyas, Dahlan Iskan, Putut Tri Husodo dan 'temen gue' Suwidi Tono yang mantan news editor Sriwijaya Post dan kini menjadi penulis buku merangkap juragan penerbit Vision-3 di Depok.

      Anehnya, kebanyakan mereka bukan alumni Fakultas Sastra atau Sekolah Publisistik, tapi dari alumni apapun: teknik, ekonomi, pertanian dan bahkan fakultas kedokteran hewan dan pondok pesantren. Cak Nun dan Andrea Hirata adalah sekadar teladan tokoh. Jadi pada galibnya, profesi wartawan adalah profesi terbuka yang tidak mensyaratkan lulusan apapun.

       Bahkan di era 'home schooling' kelak, menjadi wartawan niscaya tak perlu-perlu amat ijazah, tapi lebih pada keahlian dan kemahiran spesifik: speed-logic, falsafah hidup, dignitas, kejujuran, sintaksis-morfologi bahasa plus sejuta kosa-kata!

      Misalnya: kecepatan merangkum narasi sebuah buku 300 halaman menjadi 3 lembar kuarto, doble spasi, ukuran font 12 dalam 30 menit. Mahir mengaplikasikan navigasi explorer, microsoft excel, dan membuat workbook serta keahlian searching & googling di dunia IT.

      Kembali ke sosok RA, beliau adalah wartawan yang melampaui jamannya. Beliau lahir di Sirukam Solok (Sumbar), 10 Mei 1922; dan wafat di Jakarta 14 April 2011 (88 tahun). Alumni Hollanch Indische School (HIS/SR) Padang 1935, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO/SMP) Padang 1939, dan Algemeene Midelbaare School (AMS/SMA) Yogya 1942. Pernah mengikuti kelas Drama Workshop di Yale University (1950) dan menimba ilmu di School of Journalism di Columbia University (1954).

      Mulai berkarir di dunia jurnalistik sebagai reporter "ASIA RAYA" dari 1943 - 1945. Ada belasan koran dan majalah baik di dalam maupun luar negeri yang pernah beliau geluti sebagai reporter dan wartawan. Puncak karirnya adalah menjadi pendiri sekaligus Pemred Majalah "SIASAT" (1947-1957) dan harian "PEDOMAN" (1948-1961 dan (1968-1974) yang kemudian dibredel pasca-MALARI 1974.

      Setelah mengalami 'kepahitan' politik Orde Baru, beliau lebih menikmati sebagai kolumnis, editor dan reporter free-lancer untuk penerbitan luar dan dalam negeri. Tidak heran jika sosok RA dikenal sebagai Tokoh Pers, Sejarawan sekaligus Sastrawan dan Budayawan.

         Sebagai pembaca literasi yang tamak dan cepat menuangkannya dalam aneka gaya tulisan yang lugas, RA dikenal sebagai sosok penulis-reporter yang prolifik (subur), menulis apa saja yang fenomenal: evergreen, momental dan sustainable stories. Ketika menjelang ultahnya ke-70 (1992), terdengar "operasi senyap", bahwa rekan-rekannya, antara lain: Jakob Oetama, Djafar Assegaf, Sabam Siagian dan Tribuana Said akan menghadiahi buku tentang dirinya, maka ia teringat sebuah novel Beau Geste karya PC Wren. Itu bahasa Prancis yang berarti sikap ramah nan mulia.

        Novel itu kemudian diangkat ke layar lebar oleh sutradara WA. Wellman pada tahun 1939. Sang bintang utama Gary Cooper, Ray Milland dan Robert Preston mampu memerankan operasi "senyap nan mulia" di tengah dalu, demi memperebutkan permata yang ternyata palsu. Operasi senyap rekan-rekannya itulah yang menginspirasi RA menghadiahi ulang tahunnya sendiri dengan menyusun buku "INDONESIA 1966-1983".

        Buku itu melengkapi buku karya beliau yang lain: Kisah-Kisah Zaman Revolusi (1975), Sebelum Prahara (1981), Menulis dalam Air (1983), Musim Berganti (1985) dan Perkisahan Nusa (1986). [***]

*) Blogger: www.andikatuan.net