MUREKS 12th: LEGASI UNTUK DIs-WAY
Oleh : Hendy UP *)
Rabu 1 Juli 2020, koran Musirawas Ekspres (Mureks) genap berusia 12 tahun. Ditakdirkan sebagai 'adik kandung' Linggau Pos yang lahir 7 tahun lebih tua (Senin, 12 Feb 2001). Berbeda dengan kakaknya, Mureks memilih frasa "Koran Kebanggaan Masyarakat Silampari" sebagai tagline; komplementer dengan Sang Kakak yang mengklaim "Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari".
Niscaya sebuah kebetulan, bahwa HUT Mureks ke-12 bersamaan dengan HUT Bhayangkara ke-74, yang mengingatkan kita akan sebuah peristiwa penyatuan (sentralistik) manajemen kepolisian yg semula bersifat 'kedaerahan' lalu diikat oleh PP No. 11 Tahun 1946. Mungkin kelak akan ada sinergi perayaan HUT kedua institusi ini.
Masyarakat Silampari niscaya mafhum bahwa jaringan koran~koran (dan TV): LinggauPos - Mureks - Silampari - Sumeks - Jawa TV (JTV) dan puluhan lainnya mutlak di bawah kendali 'manajemen agung' Jawa Pos Grup (JPG) dan Jawa Post National Network (JPNN). Soal modal awal dan 'kompetisi' bisnis, niscaya 'dijamin' aman oleh sistem manajemen DIs Way di Graha Pena, yang mangkal di kawasan Ketintangbaru Surabaya.
Tapi masyarakat mungkin banyak belum tahu bahwa sejarah 'nenek~moyang' koran Mureks sebenarnya sangat panjang. Di pangkal riwayat ada: The Chung Shen, Eric Samola dan Dahlan Iskan yang agaknya ditakdirkan sebagai 'wirausahawan koran'.
Adalah seorang bernama The Chung Shen (lahir 1893) dengan kepiawaian bisnisnya, mendirikan koran 'Djava Post' di Surabaya pada 1 Juli 1949. Untuk melayani aneka segmen, diterbitkan pula koran Hwa Chiao Sien Wen (berbahasa Mandarin) dan koran de Vrije Pers (berbahasa Belanda) dan Daily News (Inggris).
Dalam perjalanannya, karena dinamika politik dan bisnis, akhirnya tiga korannya tutup; tersisa Djawa Post sebagai metamorfosis dari Djava Post plus 3 koran mendiang. Untuk mengelola koran~korannya ditunjuk Pemred Goh Tjing Hok (1953) dan diteruskan oleh Thio Oen Sik. Konon, selama 4 tahun, Chung Shen mengelola sendiri dari: mencari, menyeleksi, mengompilasi dan mengedit hingga proses pencetakan koran.
Ketika tahun 1982 nyaris bangkrut (tersisa 6.800 eks/hari), maka diserahkan kepada teman bisnisnya di Majalah Tempo (Grup) yakni Bung Eric FH Samola. Dahlan Iskan kala itu menjabat Kabiro Tempo di Surabaya, dan dikenal sebagai wartawan 'kawakan' yang tahan banting plus memiliki karakter petarung tak kenal menyerah. Tanggal 1 April 1982 adalah hari bersejarah bagi Dahlan ketika menerima mandat sebagai Manajer Jawa Post.
Duet Eric~Dahlanlah prestasi Jawa Post melejit membumbung langit. Di luar dugaan banyak pihak, oplahnya melejit hingga 300 ribu eksemplar hanya dalam tempo 5 tahun (1987). Tidak hanya itu, dalam tahun itu juga terbentuk JPNN yang memiliki 40 jaringan percetakan, menerbitkan aneka produk: tabloid, majalah dan koran lokal di 80 kota di seantero Nusantara. Luar biasaaa!
Kepiawaian Sang Dahlan Iskan yang cerdas~tawadu dan 'super~inovatif' telah teruji oleh waktu. Kariernya merambah aneka gelanggang, menginspirasi banyak petinggi hingga kaum millenial. Dari memotong 'kabel PLN' yang kusut-berbelit, hingga mengudek manajemen BUMN yang lamban nan koruptif.
Namun 'segerombolan' orang yang iri-dengki merasa gerah dan menghadang di tengah jalan. Menjegal di tikungan kala Dahlan melaju dg 'mobil listrik'nya. Tergelincir gara2 kulit pisang yang sengaja di lempar di jalanan nan licin. Syukurlah doa~doanya makbul. Alhamdulillah. Si pelempar kulit pisang patah arang. Orang jujur ternyata lebih makmur! Semoga Bung Dahlan tetap istiqomah.
Sebagai pembaca Mureks, saya berharap agar Keluarga Besar Mureks wajib meneladani 'ghiroh' Bung Dahlan dalam berjibaku menggelorakan nilai-nilai filosofi dan sejarah pers nasional dengan konten kearifan lokal. Terus senantiasa menjadi kebanggaan masyarakat Bumi Silampari.
Dirgahayu Mureks! Tegaklah di depan memandu generasi millenial; bukan mengekor di buritan..! [*]
Muarabeliti, 29 Juni 2020.
*) Blogger: www.andikatuan.net